Minggu, 22 Oktober 2017

Dosen Harvard Bongkar Rahasia Sukses Gates dan Zuckerberg Pendiri Microsoft dan Facebook


Ilmukita.com - Apa persamaan dari Bill Gates dan Mark Zuckerberg? Selain sama-sama menyandang status sebagai miliarder, dua pria ini merupakan mahasiswa drop out dari kampus mentereng dunia, Harvard.

Keduanya juga mampu menemukan ide bisnis dari balik dinding asrama mahasiswa yang merupakan cikal bakal dua perusahaan teknologi terkaya dunia.

Sukses yang direguk Bill Gates dan Mark Zuckerberg bukanlah tanpa permulaan. Dosen Harvard yang juga mantan pengajar Gates dan Zuckerberg, Harry Lewis, membeberkan rahasia sukses dua miliarder ini kala kuliah.

Harry Lewis merupakan profesor di bidang matematika dan ilmu komputer. Seperti disadur dari Forbes, Sabtu (21/10/2017), ia mengajar Bill Gates yang masih duduk di bangku kuliah pada 1976, pula menjadi dosen Mark Zuckerberg di tahun 2002.

Lewis ingat betul, saat Bill Gates masih menyandang status sebagai mahasiswa, miliarder satu ini rela tidak tidur untuk menemukan solusi baru untuk program komputer yang ia ajar. Zuckerberg juga pernah meminta izin Lewis untuk memakai namanya dalam sebuah situs jaringan sosial yang ia buat.

Ada satu pengalaman yang membekas di ingatan Lewis tentang Bill Gates. Ia pernah memberikan tes matematika sulit yang harus dipecahkan seluruh mahasiswa di kelasnya. Sayang, saat jam perkuliahan berakhir, tak ada satu pun mahasiswa di kelas yang berhasil memecahkan soal matematika tersebut.

Keesokan harinya, Bill Gates muda datang ke ruangan Lewis untuk memberikan jawaban dari soal matematika yang dilemparkannya kemarin. Meski jawaban yang diberikan Gates tidak spektakuler, Lewis mengaku jawaban Bill Gates sedikit lebih baik dibanding cara penyelesaian yang biasa dipakai mahasiswa lain.

Lewis juga mengapresiasi Gates yang rela begadang untuk mendapat jawaban tersebut meski saat itu ia sudah berhasil membangun prototipe Microsoft bersama rekannya, Paul Allen.

Lain Bill Gates, lain pula Mark Zuckerberg. Kemampuan akademis Zuckerberg memang tidak terlalu diingat oleh Lewis. Tapi, mahasiswa satu ini memang pernah meminta izin Lewis untuk menggunakan namanya dalam membangun sebuah situs jaringan sosial.

Situs tersebut Zuckerberg namakan Six Degrees to Harry Lewis. Tak beberapa lama, situs itu ternyata menjadi cikal bakal The Facebook yang Zuckerberg luncurkan pada 2004.

Profesor Harvard ini percaya kesuksesan yang diraih Gates dan Zuckerberg bukanlah sebuah kebetulan. Dua miliarder ini dinilai punya kemampuan yang jarang dimiliki orang lain.

"Gates dan Zuckerberg sama-sama mampu memberikan fokusnya pada sesuatu yang dipandang sebelah mata oleh orang-orang," ungkap Lewis.

Dosen Harvard ini juga tidak setuju banyak orang yang mengasosiakan kesuksesan Gates dan Zuckerberg bisa diraih tanpa harus masuk ke perguruan tinggi.

"Orang suka mengatakan, 'Oh, ini membuktikan bahwa Anda tidak memerlukan pendidikan tinggi', padahal tidak seperti itu. Gates dan Zuckerberg sama-sama melewati pendidikan menengah (SMA) terbaik. Keduanya berpendidikan sangat baik sebelum menginjakkan kaki di kampus Harvard," tutupnya.

sumber : Liputan6.com

Jumat, 20 Oktober 2017

Dari Petugas Kebersihan hingga Menjadi CEO


ilmukita.com - Tak rumus untuk menjadi sukses. Tak ada pula yang tahu akan menjadi apa seseorang di masa depan. Seperti halnya tak ada yang menyangka bahwa Tony Robbins bisa menjadi seorang CEO dan mendapat US$1 juta pertamanya di usia 24 tahun.

Robbins kini berusia 57 tahun itu kini menjadi seorang pendiri dan CEO di beberapa perusahaan dengan pendapatan lebih dari US$5 miliar. Namun, mungkin kisah ketika ia hidup susah belum banyak yang tahu.

Robbins mengaku bahwa ia memulai karier sebagai petugas kebersihan. Pekerjaan itu memberi banyak kebebasan, katanya. "Saya mengambil pekerjaan itu bukan karena saya, tapi karena saya dapat mengerjakan pekerjaan itu dari jam 10 pagi sampai 2 siang," katanya dikutip CNBC.

Secara pekerjaan, Robbins memang tak mendapat bayaran lain selain upah untuk membersihkan ruangan. Namun, ia mendapat banyak waktu. "Saya jadi punya waktu lebih untuk berpikir dan berbicara dengan diri sendiri," tambahnya.

Di pekerjaan pertama ini, Robbins hanya mendapat bayaran US$40 per minggu. Namun, sambil bekerja, ia sembari menyiapkan diri untuk membuka usaha. Di masa ini, Robbins mengaku bahwa disiplin memegang peran penting.

"Ketika memulai karier atau masuk dunia bisnis, pilih pekerjaan yang mengajarkan disiplin diri. Disiplin diri akan memberi banyak peluang baru dalam hidup dan karier di masa depan," katanya.

sumber: smartmoney.co

Rabu, 18 Oktober 2017

Di Indonesia, Dua Pekerjaan Ini Punya Prospek Cerah


ilmukita.com - Buat kamu yang sudah lulus bingung mencari pekerjaan pertama, tak usah khawatir. Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan bahwa, saat ini pekerjaan-pekerjaan yang masih ada hubungannya dengan teknologi akan memiliki peluang cemerlang.

"Pekerjaan terkait arsitek teknologi informatika dan pekerjaan yang terkait kreatifitas," sebut dia. Kedua pekerjaan itu, menurut Jonan memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang di Indonesia. Jonan juga memberikan kiat untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan.

“Selalu lakukan aktualisasi diri, eksplorasi, perbarui kemampuan serta keterampilan diri,” katanya. Bagi Jonan, digitalisasi adalah hal wajib bagi semua pihak, termasuk kamu yang masih muda dan memiliki banyak kesempatan dalam karier.

"Kalian kuliah lima tahun. Setelah lulus, apa yang kalian pelajari dari buku sudah ketinggalan zaman. Karenanya, kalian harus terus mengikuti perkembangan dan apa yang sedang terjadi saat ini," kata Jonan berbicara di BCA Indonesia Knowledge Forum 2017.

Selama lima tahun, teknologi sudah berkembang jauh. Karena itu, Jonan mengingatkan, bila kamu tak mau memperbarui kemampuan dan keterampilan, kamu bisa tergilas perkembangan zaman.

Postingan Populer