Saya sangat heran dengan sikapnya yang bersahabat. Saya bertanya, "Mengapa Anda Melakukannya? Orang itu hampir merusak mobil Anda dan dapat saja mengirim kita ke rumah sakit!" Saat itulah saya belajar dari sopir taksi tersebut mengenai apa yang saya kemudian sebut "Hukum Truk Sampah". Ia menjelaskan bahwa banyak orang seperti truk sampah. Mereka berjalan keliling membawa sampah, seperti frustasi, kemarahan, kekecewaan, dan hal negatif lainnya. Seiring dengan semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya dan seringkali, mereka membuangnya kepada Anda.
Jangan ambil hati, tersenyum saja, lambaikan tangan, berkati mereka, lalu lanjutkan hidup. Jangan ambil sampah mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yang Anda temui, ditempat kerja, rumah ataupun perjalanan. Intinya, orang yang sukses adalah yang tidak membiarkan "truk sampah" mengambil alih hari-hari mereka dengan merusak suasana hati. Hidup ini terlalu singkat untuk bangun pada pagi hari dengan penyesalan. Kasihilah orang yang memperlakukan Anda dengan benar dan berdoalah bagi yang tidak. Hidup itu 10% mengenai hal yang Anda buat dengannya dan 90% tentang cara Anda menghadapinya. Hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu, tetapi tentang cara belajar menari dalam hujan. Selamat menikmati hidup yang diberkati dan bebas dari "sampah".
Apakah Anda pernah mengalami hari seperti yang dialami oleh penumpang taksi? Atau Andalah sopir taksi itu? Atau justru Andalah sopir mobil hitam itu? Setiap kita bisa menjadi salah satu dari tiga orang dalam kisah diatas. Pilihan kita atas peran itulah yang memengaruhi hidup kita: menjadi pecundang atau pemenang.
Semoga Bermanfaat...

up..
BalasHapus